Tingkatan Qos Pada Firewall Security
Ada tiga tingkat QoS yang umum dipakai, yaitu best-effort service, integrated service, dan differentiated service. Ketiga level tersebut akan diuraikan lebih detail sebagai berikut.
l) Best-Effort Service Best-effort service
digunakan untuk melakukan semua usaha agar dapat mengirimkan sebuah paket ke suatu tujuan. Penggunaan best-effort service tidak akan memberikan jaminan paket dapat sampai ke tujuan yang dikehendaki. Suatu aplikasi dapat mengirimkan data dengan besar yang tak ditentukan dan kapan saja tanpa harus meminta izin atau mengirimkan pemberitahuan ke jaringan.
Beberapa aplikasi dapat menggunakan best-effort service. Contohnya, FTP dan HTTP yang dapat mendukung best-effort service tanpa mengalami error. Untuk aplikasi-aplikasi yang sensitif terhadap nemork delay, fluktuasi bandwidth, dan perubahan kondisi jaringan; penerapan best-effort service bukanlah tindakan yang bijaksana.
Sebagai contohnya, aplikasi Telephony pada jaringan membutuhkan besar bandwidth yang tetap agar dapat berfungsi dengan baik. Dalam hal ini, penerapan best-effort akan mengakibatkan panggilan telepon gagal atau terputus.
2) Integrated Service
Model integrated service menyediakan aplikasi dengan tingkat jaminan layanan melalui negosiasi parameter-parameter jaringan secara end-to-end. Aplikasi akan meminta tingkat layanan yang dibutuhkan agar dapat beroperasi dan bergantung pada mekanisme QoS untuk menyediakan sumber daya jaringan yang dimulai sejak permulaan transmisi aplikasi tersebut. Aplikasi tidak akan mengirimkan trafik sebelum menerima tanda bahwa jaringan mampu menerima beban yang akan dikirimkan aplikasi dan mampu menyediakan QoS yang diminta secara end-to-end.
Admission control adalah mekanisme yang mencegah jaringan mengalami over-loaded. Jika QoS yang diminta tidak dapat disediakan, jaringan tidak akan mengirimkan tanda ke aplikasi agar dapat mulai mengirimkan data. Jika aplikasi telah memulai pengiriman data, sumber daya pada jaringan yang sudah dipesan aplikasi tersebut akan terus dikelola secara end-to-end sampai aplikasi tersebut selesai.
3) Differentiated Service Model
terakhir dari QoS adalah model differentiated service. Differentiated service menyediakan suatu set perangkat klasifikasi dan mekanisme antrian terhadap protokol atau aplikasi dengan prioritas tertentu di atas jaringan yang berbeda. Differentiated service bergantung pada kemampuan edge router untuk memberikan klasifikasi paket dengan tipe berbeda dan melewati jaringan.
Trafik jaringan dapat diklasifikasikan berdasarkan alamat jaringan, protocol dan port, ingress interface, atau klasifikasi lainnya selama masih didukung oleh standard access list atau extended access list. Parameter QoS Performa mengacu pada tingkat kecepatan dan keandalan penyampaian berbagai jenis beban data di dalam suatu komunikasi.
Performa merupakan kumpulan beberapa parameter besaran teknis, yaitu:
1) Throughput
yaitu sebuah akses kecepatan (rate) transfer data efektif yang diukur dalam bps. Troughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang diamati pada destination selama interval waktu tertentu dibagi scoleWdur»i: interval waktu tersebut.
2) Packet Loss
merupakan suatu parameter yang menggambarkan kondisi dengan menunjukkan jumlah total paket yang hilang. Parameter ini dapat terjadi karena collision dan congestion pada seinua aplikasi. Kemudian, jaringan dan mempengaruhi retransmisi akan mengurangi efisienst Janngan secara keseluruhan tneskipun jumlah band"'idth cukup tersedia untuk aplikasi-aplikasi tersebut. Umumnya perangkat jaringan memiliki buffer untuk menampung data yang diterima.
3) Delay (latency)
adalah waktu yang digunakan sebuah data untuk menempuh jarak dari asal ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti, atau waktu proses yang lama.
4) Jitter
adalah variasi kedatangan paket. Hal ini diakibatkan oleh variasi-variasi dalam panjang antrian, waktu pengolahan data, dan juga waktu penghimpunan ulang paket di akhir perjalanan jitter. Jitter lazimnya disebut variasi delay karena berhubungan erat dengan latency. Kemudian, jitter menunjukkan banyaknya variasi delay pada transmisi data di jaringan. Waktu antrian pada router dan switch dapat menyebabkan jitter.
5) MOS (Mean Opinion Score)
Kualitas sinyal yang diterima biasanya diukur secara subyektif dan obyektif. untuk sebuah pengukuran yang dilakukan untuk kualitas speech coder adalah ACR (Absolute Category Rating) yang akan menghasilkan nilai MOS (Mean Opinion Score).
Tes subyektif ACR meminta pengamat menentukan kualitas suatu speech coder tanpa membandingkannya dengan referensi. Kuatnya dan besarnyan sebuah rating umumnya digunakan penilaian, yaitu berturut-turut: Excellent, Good, Fair, Poor, dan Bad dengan nilai MOS berturut-turut: 5, 4, 3, 2, -l. Kualitas suara minimum mempunyai nilai setara MOS 4.0.
6) Echo Cancelation
Dalam langkah meningkatkan kualitas sebuah layanan voice-over packet terutama yang oleh echo karena delay yang terjadi pada jaringan paket, perangkat harus menggunakan teknik echo cancelation. Persyaratan performa yang diperlukan untuk echo canceller harus mengacu standar internasional ITU G. 165 atau G. 168. 7) Post Dial Delay PDD (Post-Dial Delay) yang diizinkan kurang dari 10 detik dari saat digit terakhir dimasukkan sampai mendapatkan deringan balik.
Penyebab QoS yang buruk
Ada beberapa faktor pengganggu dalam jaringan yang menyebabkan turunnya nilai QoS, antara lain sebagai berikut.
l) Redaman
yaitu jatuhnya sinyal kuat karena pertambahan jarak pada media transmisi. Setiap media transmisi memiliki redaman berbeda-beda, tergantung pada bahan yang digunakan. Untuk mengatasi hal ini, kita perlu menggunakan repeater sebagai penguat sinyal. Daerah frekuensi tinggi biasanya mengalami redaman lebih tinggi dibandingkan daerah frekuensi rendah.
2) Distorsi
sebuah fenomena yang menyebabkan bervariasinya kecepatan karena perbedaan bandwidth. Oleh karena itu, dalam komunikasi kita membutuhkan bandwidth transmisi yang memadai untuk mengakomodasi adanya spektrum sinyal. Sebaiknya kita menggunakan pemakaian bandwidth yang seragam sehingga distorsi dapat dikurangi.
3) Nois
Jenis-jenis noise dalam jaringan antara lain sebagai berikut.
A) Thermal noise
(l) Terjadi pada media transmisi bila suhunya di atas suhu mutlak
(2) Akibat pergerakan elektron secara random dan memiliki karakteristik energi terdistribusi seragam.
(3) Menjadi faktor yang menentukan batas bawah sensitivitas sistem penerima.
B) Intermodulation noise
(l) Terjadi karena ketidak-linieran komponen transmitter dan receiver.
(2) Sinyal output merupakan penjumlahan dan perbedaan dari sinyal input.
(3) Sistem diharapkan linier sehingga sinyal output = sinyal input.
C) Impulse noise
(1) Pulsa-pulsa iregular atau spikes,
(2) Durasi pendek,
(3) Amplituda tinggi,
(4) Pengaruh kecil pada komunikasi telepon analog,
(5) Pengaruh besar pada komunikasi data.
D) Crosstalk
(1) Gandengan yang tidak diinginkan antarlintasan sinyal media metal (twisted pair & koaksial).
(2) Penyebab
(3) Gandengan elektris Pengendalian respons frekuensi yang buruk.
5) Echo
Terjadi ketika sinyal yang dikirim oleh transmitter kembali (feedback) kepadanya. Perbaikan QoS Dalam usaha menjaga dan meningkatkan nilai QoS, kita membutuhkan teknik untuk menyediakan utilitas jaringan. Caranya adalah dengan mengklasifikasikan dan memprioritaskan setiap informasi sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Contohnya, ada paket data yang bersifat sensitif terhadap delay tetapi tidak sensitif
Itulah Sedikit
Sobat Oprek Bareng dari Tingkatan Qos Pada Firewall Security Lupa
Follow, Share, dan Komentar yang membangun, Semoga Bermanfaat -
Salam Blogger.
Terimakasih sudah Berkunjung...